DME
(Distance Measuing Equipment)
DME (Distance Measuring Equipment) adalah alat
navigasi udara yang berfungsi memberikan informasi jarak kepada pesawat, jarak
yang di berikan adalah sudut miring antara pesawat dan transmiter dari DME ini
dan bukan jarak sesungguhnya antara pesawat dan DME.
Prinsip kerja DME adalah pesawat memberikan pertanyaan berupa
kode yang terdapat pada interogator pesawat yang akan dikirimkan pada DME,
pertanyaan dari interogator pada pesawat tersebut kemudian mentriger (memicu)
DME akan mengirimkan pulsa jawaban pada pesawat dengan frekuensi yang berbeda.
Pesawat mengetahui jarak dari DME berdasarkan perbedaan waktu antara sinyal
yang dikirim oleh pesawat dengan sinyal yang diterima dipesawat dan kemudian di
nyatakan dalam nautical miles. Apabila pesawat menerima sinyal reply dari
pesawat dalam waktu 8 microsecond, berarti jarak antara pesawat dan
groundstatiom adalah 8 x 6.173 = 49.384 NM
DME beroperasi pada frekuensi VHF sehingga pancarannya
line of sight. Ketika pesawat memilih frekuensi VOR atau ILS suatu bandara,
maka pesawat tersebut secara otomatis juga akan mendapatkan frekuensi dari DME.
DME beroperasi dalam 252 channel dengan range
frekuensi 962 sampai 1213 MHz. channel-channel ini terdiri dari beberapa jenis
frekuensi dan spasi antara pasangan pulsa yaitu pada 126 pasangfrekuensi
terdapat “X” channel dan pada 126 pasangan frekuensi lainnya terdapat “Y”
channel. Lebar pulsa yang dipakai adalah 3,5 mikrosecond dengan efisiensi 0,5
mikrosecond. Pada “X channel jarak antara pulsa adalah 12 mikrosecond pada
interogator dan pulsa jawaban. Pada “Y” channel jarak antara pulsa adalah 36
mikrosecond pada interogator dan 30 mikrosekond pada pulsa jawaban. Jarak
antara frekuensi interogator dengan pulsa jawaban adalah 63 MHz.
Bandara Sam Ratulangi Manado mempunyai 4 buah DME, 2
buah DME co located dengan Glide Slope dan 2 buah lainnya co-located dengan ILS
Glide Slope. Untuk DME yang co located dengan DVOR di makawembeng mempunyai
chanel 95X sedangkan untuk DME yang co-located dengan VOR MNO mempunyai channel
89X. Untuk DME yang co-located dengan Glide Slope pada ILS 36 mempunyai channel
42X sedangkan untuk yang co-located dengan Glide Slope pada ILS 18 mempunyai
cahnnel 48X.
Untuk perawatan DME dibandara Sam Ratulangi Manado
sendiri adalah meter reading, menjaga kebersihan ruangan. Untuk perawatan DME
sendiri biasanya silakukan bersamaan dengan perawatan ILS atau VOR karena DME
biasanya diletakkan colocated dengan kedua alat tersebut.
ADF
Pengertian ADF
Sebuah
pencari arah otomatis (ADF) adalah instrumen radio-navigasi laut atau pesawat
terbang yang secara otomatis dan terus menerus menampilkan bantalan relatif
dari kapal atau pesawat udara dengan stasiun radio yang cocok. [2] [3] ADF
penerima biasanya disetel untuk penerbangan atau kelautan NDBs beroperasi pada
pita LW antara 190-535 kHz. Seperti unit RDF, sebagian besar penerima ADF juga
dapat menerima gelombang menengah (AM) Stasiun penyiaran, meskipun sebagaimana
disebutkan, ini kurang dapat diandalkan untuk keperluan navigasi.
Fungsi dari ADF antara lain :
D.
Station
Passage
Sebagai
pesawat mendekati sebuah stasiun NDB, ADF menjadi semakin sensitif, hasilnya
kecil lateral penyimpangan dalam defleksi besar jarum yang kadang-kadang
menunjukkan kiri tidak menentu / osilasi kanan. Idealnya, saat pesawat
overflies suar itu, ayunan jarum cepat dari langsung ke depan untuk langsung
balik. Hal ini menunjukkan bagian stasiun dan menyediakan memperbaiki posisi
yang akurat untuk navigator. Kurang akurat stasiun perjalanan, melewati sedikit
ke satu sisi atau lainnya, ditunjukkan oleh lebih lambat (tapi masih cepat)
mengayunkan jarum tersebut. Interval waktu dari indikasi pertama dekat stasiun
ke bagian stasiun positif bervariasi dengan ketinggian - beberapa saat pada
tingkat rendah untuk beberapa menit pada ketinggian tinggi
E.
HOMING
ADF dapat
digunakan untuk rumah di atas stasiun. Merpati terbang pesawat pada pos yang
diperlukan untuk menjaga jarum menunjuk langsung kepada ° 0 (lurus ke depan)
posisi. Untuk rumah ke stasiun, lagu stasiun, mengidentifikasi sinyal kode
Morse, kemudian putar pesawat untuk membawa jarum azimuth ADF ke posisi 0 °.
Putar untuk menjaga indikator ADF pos menunjuk langsung ke depan. Homing
dianggap sebagai teknik piloting miskin karena pesawat mungkin ditiup
signifikan atau berbahaya off-kursus oleh angin-lintas, dan akan harus terbang
lebih lanjut dan lebih lama daripada jalur langsung.
F.
TRACKING
ADF juga
dapat digunakan untuk melacak kursus yang diinginkan menggunakan ADF dan
memungkinkan untuk angin tinggi-tinggi, angin yang mungkin pukulan pesawat
off-kursus. Teknik pemanduan baik memiliki pilot menghitung sudut koreksi yang
tepat menyeimbangkan crosswind diharapkan. Sebagai penerbangan berlangsung,
pilot memantau arah ke atau dari NDB menggunakan ADF, menyesuaikan koreksi yang
diperlukan. Sebuah lagu langsung akan menghasilkan jarak terpendek dan waktu ke
lokasi ADF.
Cara Kerja ADF
-
Digunakan
dalam menjaga dan menciptakan keselamatan penerbangan dan untuk menjaga
komunikasi yang pada akhirnya ditransmisi ke dalam sandi morse karena memiliki
keuntungan besar yang tidak terbatas pada garis jarak pandang.
-
Keuntungannya
sinyalnya mengikuti kelengkungan bumi.
-
Pilot dapat
menyetel stasiun yang dikehendaki dan memilih mode operasi.
-
Sinyal
diterima, diperkuat dan diubah menjadi suara yang terdengar atau ditransmisi ke
dalam sandi morse.
Typical NDB services ranges
Class of NDB
|
Transmission
Power
|
Effective Range
|
Locator
|
below 25
watts
|
15 NM
|
MH
|
below 50
watts
|
25 NM
|
H
|
50 to
1,999 watts
|
50 NM
|
HH
|
2,000+
watts
|
75 NM
|
VOR
PRINSIP
DASAR SISTEM VOR
VOR adalah
peralatan bantu navigasi udara yang bekerja pada frekuensi 108 – 118 MHz dan
berfungsi untuk memberikan sinyal panduan kesegala arah dengan azimuth dari 0
sampai 360 derajat, terhadap lokasi stasiun VOR.
Karena VOR
bekerja pada frekuensi VHF, maka jangkauan peralatan ini sangat ditentukan atau
terbatas oleh “line of sight” , oleh sebab itu VOR sebagai alat bantu navigasi
jarak pendek yaitu maksimum ±200 nm pada ketinggian 35.000 feet.
VOR dapat
digunakan sebagai alat bantu navigasi untuk
Enroute (lalu lintas udara) dan Terminal/ Approach (pendekatan).
Lihat VOR
types dan phases of flight dibawah.
High
1,000 – 14,500; 40NM
14,500 – 18,000; 100NM
18,000 – 45,000; 130NM
45,000 – 60,000; 100NM
Low
1,000 – 18,000; 40NM
Terminal
1,000 – 12,000; 25NM
* All altitudes AGL
|
Penempatan
fasilitas VOR menentukan rute lalu lintas udara, bila VOR terletak disekitar
airport maka tidak hanya akan memberi
informasi arah/azimuth untuk penedekatan kea rah landasan tetapi juga dapat
member informasi arah/azimuth untuk pesawat-pesawat yang melalui rute lalu
lintas udara diatas VOR / bandara tersebut.
Supaya VOR
dapat member panduan arah /azimuth kepada pesawat terbang sepanjang rute lalu
lintas udara, maka harus dipasang beberapa VOR karena jangkauan VOR yang
terbatas. Karena signal VOR dapat dipengaruhi oleh factor refleksi daerah
sekitarnya, sehingga dapat mengganggu akurasi signal VOR, karena itu penentuan
lokasi adalah penting dan untuk mengurangi kerugian pancaran signal yang
disebabkan oleh refleksi tersebut maka dipasanglah DVOR.
DVOR
mempunyai unjuk hasil azimuth yang lebih akurat pada lokasi-lokasi dimana VOR
Conventional (CVOR) memberikan unjuk kerja yang kurang akurat.
CARA
KERJA VOR
VOR terdiri
dari VHF Transmitter, Antenna, Monitor dan Kontrol. VOR biasanya beroperasi
bersama dalam satu gedung/shelter dengan DME (Distance Measurement Equipment)
dengan maksud untuk memberikan informasi arah/azimuth (VOR) sekalian jarak (DME) kepada penerbang, juga
dapat digunakan prosedur operasi bersama-sama ILS (Instrument Landing System).
VOR
memancarkan signal radio frekuensi omni direrctional (kesegala arah) dan
signalnya memberikan informasi azimuth dari 0 sampai 360 derajat. Dengan
memilih chanel frekuensi VOR, penerbang akan mendapat arah/azimuth “TO” kearah
stasiun VOR atau “FROM” dari/meninggalkan stasiun VOR dan apa bila terbang
tepat diatas stasiun VOR, maka pesawat tersebut tidak menerima signal VOR
karena melalui “Cone of Silence” (daerah kertucut tanpa signal radio), dan
setiap stasiun VOR mempunyai kode identifikasi yang dipancarkan dengan kode
morse.